Subscribe: Playlist Abu Rusydan
Photobucket HUmvee2 Photobucket

Sparkline

Home » » DR. Najih Ibrahim

DR. Najih Ibrahim






“ Hanya dengan bekal taqwa, seorang pegiat amal Islami dapat menapaki perjalanannya yang jauh, medan yang sulit, dan pengorbanan yang terus menerus. Hingga ia berjumpa dengan ajal. “





Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, kami memuji-Nya, mohon pertolongan-Nya, mohon ampunan-Nya, dan kami berlindung kepada Allah dari segala kejahatan nafsu kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang di beri petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya.Dan barang siapa yang di sesatkan, maka tidak ada yang mampu memberikan petunjuk.
Aku bersaksi tiada illah selain Allah sendiri yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bersaksi sesungguhnya Muhammad itu hamba dan Rosul-Nya.
Allah Azza Wajalla berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” ( QS: Ali Imran 102 )

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” ( QS: An Nisaa’ 1 )

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” ( QS: Al Ahzab 70-71 )

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” ( QS: An Nur 55 )

Inilah janji Allah untuk memberikan satu pertolongan kejayaan dan mengukuhkan posisi Ummat Islam. Janji ini ( QS: An Nur 55 ) terbayang dalam fikiran kita ( sebagai seorang pegiat amal Islami ) sebagai satu sinar harapan yangberkilat menerangi jalan yang kita tempuh dengan susah payah selama ini. Jalan yang gelap lagi pekat oleh kabut fitnatus syubuhat dan fitnatus syahwat yang menyelimuti Ummat ini….
Ummat yang telah berjalan selama kurun yang panjang ini, tiba tiba mengalami kemunduran yang drastis. Kekhalifahannya telah membentang mengayomi sebagian besar Negara Negara di dunia dan memimpinnya dengan kitabullah dan sunah Rosul-Nya. Kini Umat Islam hari ini harus meneguk minuman dari piala kehinaan dan kenistaan ( karena telah meninggalkan warisan Rosulullah ). Kekhalifahannya telah terkoyak koyak menjadi Negara Negara kecil, yang sebagian di cabik cabik kaum Nasrani, sebagian di buru Yahudi, sebagian lagi telah dikuasai oleh orang Atheis dan penyembah berhala, dan sisanya masih menyandang sebutan Islam namun telah dikuasai oleh pemerintahan Sekuler ( juga mengaku Islam ).

Musuh musuh Islam berebutan menyerbu kita, baik dengan terang terangan maupun dengan terselubung…..sekolah sekolah dan aliran aliran yang menyimpang di tumbuh kembangkan…. Theori theori dan filsafat di jajakan kepada kaum terpelajarnya….. Organisasi organisasi dan yayasan didirikan dan biayai untuk mengkotak kotak Ummat…. Bangsa bangsa dan kerajaan kerajaan saling bersekongkol…. Yang kesemuanya bersatu padu untuk memerangi Islam dan kaum muslimin. Sebagian karena di dorong oleh rasa iri hati dan rasa dengki yang terpendam sejak lama, dan sebagian lagi karena dendam masa lampau yang terus berkobar.

Sadarlah Wahai Ummat Islam……….

Kita saksikan pada awal abad ke dua puluh ini, suatu pukulan telak di arahkan musuh musuh Islam kepada Ummat Islam; yaitu penghancuran kekhalifaham Islam yang terakhir dengan sistematis. Akan tetapi rekayasa mereka tidaklah cukup sampai disitu saja, bahkan mereka terus menghunjamkan cengkraman kuku mereka pada otak-benak putra putra Islam dengan memburuk burukkan citra Islam ( Radikal, Fundamentalis, bahkan teroris ) dalam pemahaman mereka.
Mereka memasukkan kedalam Islam dan Ummat Islam berbagai macam faham yang asing dan aneh untuk mengkaburkan makna Islam yang sebenarnya di mata Ummat Islam Islam sendiri. Sehingga apabila pada suatu saat kita sadar ( dari sekulerisme, liberlisme dan hedonisme ) dan ingin kembali ( ingin kehidupan yang tenang lagi Islami ), tentulah kita kembali, akan tetapi kita kembali bukan pada kita yang asli ( bagaimana generasai awal Islam memahami Islam ).
Kita kembali ( banyak Ummat yang kembali memperlajari Islam ) kepada pemikiran Islam yang telah hilang, pemikiran yang di dalamnya telah tercampur dengan kebusukan dan kebaikan ( Demokrasi Islam, nasionalisme Islam, sufisme, Liberalisme Islam, dll ). Lalu kaburlah kebenaran Islam itu bagi kita dan sesatlah jalan hidup kita ( pada khususnya dan Ummat Islam pada umumnya ).
Dan, pemahaman yang benar tentang Islam akhirnya lenyap dari benak kita, sehingga yang tersisa hanyalah kabut tebal fitnatus syubuhat dan fitnatusyahwat…sebagaimana kekhalifahan terakhirpun telah terhapus dari muka bumi.

Inilah kondisi kita hari ini sebagai pegiat amal Islami yang mencita citakan agar syareat Allah tegak di muka bumi secara kaffah, atau sebagai cobaan bagi kita ( seberapa besar komitmen kita atas dien ini ). Jika kita tidak berhati hati dan waspada, boleh jadi kita ikut terperosok kedalamnya karena kebodohan kita atau kelalaian kita, dan ikut larut kedalam permainan mereka, sehingga kita lupa atas tugas utama yang di bebankan diatas pundak kita.
Akan tetapi janji Allah Ta’ala terus berlaku bagi orang orang yang beriman dan beramal sholeh.

“ Jalan telah dibuat, rambu rambu penunjuk jalan telah terpampang dengan jelas, dan para penyerunya juga telah banyak untuk di jadikan contoh. Tinggal kemauan dan komitmen kita serta sadar atas resiko yang bakal dihadapinya. “

Allah Azza Wajalla telah mengukuhkan posisi generasi pertama dari Islam ini ( generasi para sahabat r.a ), ketika mereka berhasil mendisplinkan dirinya terhadap Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan nyata ( tidak hanya teori saja ). Mereka membentuk diri sesuai dengan manhaj dan system Islam dan menjadikannya sebagai satu satunya poros persatuan mereka ( diikat dalam satu ikatan tauhid ). Kemudian mereka tampil kedepan untuk berbuat menurut tuntunan dan mereka bela keyakinan tersebut serta gerakan mereka terwadahi dalam satu jama’ah yang tertata rapid an solid.
Itulah satu satunya jalan untuk mencapai satu kemulyaan dan kedudukan yang kokoh di persada bumi.
Itulah jalan keselamatan, jika kita ingin kembali jika kita ingin meraih kecintaan dan keridhoan Allah. Satu jalan yang jika kita suatu saat sadar dan siuman dari kelalaian kita dan ingin kembali kepada Islam yang orisinil. Satu jalan yang meski di tempuh bila ingin menghadapi musuh musuh Islam dan ingin mengembalikan Islam kepanggung percaturan dunia.
Hendaklah kita bergegas dan merapikan barisan kembali kejalan yang telah di gariskan oleh Islam ( janganlah kita membuat jalan sendiri sendiri, sehingga menyebabkan perpecahan di dalam tubuh ummat Islam itu sendiri ). Kita tutup gap atau jurang pemisah yang menganga antara sauriteladan salafus sholeh  kita dengan putra putra ummat hari ini.
Kita wajib untuk kembali kepada pemahaman mereka tentang Islam lalu mengikatkan diri padanya dan ikut bergabung kedalam satu kafilah yang panjang yang barisan terdepan dikomandani oleh Rosulullah SAW. Kita contoh bagaimana mereka ( para sahabat Rosul ) sepak terjang mereka, pengurbanan mereka yang begitu besar dan jihad mereka untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin.

Sadarlah wahai Ummat Islam…

Kita sangat perlu untuk berdakwah, mengajak manusia untuk mengikuti jejak dan langkah Rosulullah saw, jejak para sahabat beliau r.a yang mulia dan jejak setelah generasi sahabat yang mengikuti beliau dengan perbuatan perbuatan yang baik. Kiranya benarlah apa yang pernah di katakan oleh Al Awza’I :
“ Sabarkanlah dirimu dalam mengikuti sunah. Berhentilah di tempat kaum terdahulu itu berhenti. Katakan yang mereka katakan. Tahanlah dirimu dari apa yang mereka jauhi, dan tempuhlah jalan kaum salaf yang shalih. Karena sesungguhnya yang demikian itu akan melapangkan jalanmu sebagaimana telah melapangkan jalan mereka.! “
Pada permulaan jalan kembali itu kita berhenti dan belajar.
 Belajar untuk tidak mendahului dan melampaui tuntunan Allah dan Rosul-Nya. Belajar untuk tidak melantangkan suara melebihi suara Nabi ( dalam masalah hukum)
Belajar untuk membebaskan diri dari kerabat dan para wali.
Belajar untuk membebaskan diri kita dari seluruh ikatan ikatan jahiliyah.
Jika kita sudah dapat memulai menempuh jalan tersebut denga mudah, insyaAllah akanmudah pulalah kita dalam membentuk diri kita agar sesuai dengan pembentukan Islam yang murni dan benar, sebagai persiapan untuk berangkat menapaki landasan bersama dienul Islam.
“” Dan benar benar Allah akan menolong orang yang menolong agamanya.” ( QS: Al Hajj 40 )

“ Istiqomahlah, tetaplah melangkah maju fie sabilillah meski tubuh ini lelah “

Kami hanya ingin menerangkan, menjelaskan dan mengingatkan pada diri kami pribadi dan kaum muslimin pada umumnya tentang asas asas dan prinsip prinsip Syareat Islam yang tak sepantasnya hilang dari perikehidupan kaum muslimin, agar bersama sama mengikatkan diri dengan syara’ yang lurus dalam segala urusannya.
Asas asas dan prinsip prisip ini, bukanlah sesuatu yang di cari cari dan di ada adakan. Akan tetapi hal ini merupakan satu warisan yang sangat berharga yang telah mapan dan baku. Di sana tidak ada satu peluang sedikitpun bagi seorang mukmin untuk berpura pura tidak mengerti akan satu prinsip ini, apalagi memungkirinya.
Akan tetapi hal yang patut di sayangkan adalah sebagian besar dari asas dan prinsip ini telah lenyap dari kebanyakan para aktivis pergerakan agama ini, para da’inya dan penggerak ini. Para aktivis mengerti sedikit diantara prinsip prinsip tersebutdan tidak mengetahui sebagian besarnya.
Jika keadaannya sudah begitu, maka lama kelamaan prinsip dan asas ini akan lenyap, atau mungkin ada sebagian orang yang bermain di dalamnya hendak melenyapkan prinsip dan asas tersebut dari kehidupan kaum muslimin hari ini. Maka tidaklah pantas seorang pegiat amal Islami yang telah mewakafkan hidupnya untuk dien ini untuk berdiam diri.
Kami berpendapat; ( bahwa kita berkewajiban untuk mengemukakan dan menjelaskan dengan sejelas jelasnya ) sebagai nasehat kepada putra putra ummat kita sebagai penerangan tentang rambu rambu penunjuk jalan, pembatas pembatasnya dan menjelaskan cara menempuh jalan yang lurus ( sebagaimana do’a yang di panjatkan kepada Allah minimal 17 kali dalam sehari ).
Kami sangat mendambakan agar supaya orang orang yang terjun kekancah perjuangan Islam ini tanpa dasar pengetahuan ilmu yang jelas dan terang. Sehingga harapannya, mereka di dalam setiap pergerakannya tidak ragu ragu lagi di tengah tengah perjalannya, atau menyimpang dan berbelok arah karena keadaan di sekitarnya.
Tulisan ini merupakan satu usaha untuk mengikat gerakan gerakan Islam dengan prinsip prinsip syari’ah yang apabila prinsip prinsip ini di tinggalkan, bukan tidak mungkin harapan untuk mendapatkan pertolongan Allah akan lenyap.
Dari asas asas dan prinsip prinsip itu menjadi jelas, melekat, dan meresap kedalam jiwa jiwa yang tulus agar memungkinkan bagi kita untuk masuk kedalam satu barisan kafilah yang panjang yang di bagian ujungnya di komandoi oleh Rosulullah saw di susul para sahabat beliau r.a yang sama sama berjuang untuk izzul Islam wal muslimin.

Sesungguhnya, barang siapa yang menyepelekan kesatuan fikrak kaum muslimin yang sedang kita dendangkan ini, apalagi melangkahinya untuk bisa tampil menghimpun kedalam barisan ( shaff ) perjuangan, maka ia telah melakukan satu kesalahan yang jelas.
Allah Azza Wajalla berfirman :
“Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” ( QS: Asy Syuraa 13 )
Beban berat iqomatuddien yang harus di pikul diatas setiap bahu orang yang mengaku beriman. Beban berat tersebut akan jadi ringan jika di pikul bersama  sama. Bukankah ada pepatah ; berat sama dipikul ringan sama di jinjing. Dan juga suatu kebenaran yang tidak terorganisir akan mudah di kalahkan dengan kebatilan yang terorganisir. Maka di sana ( dalam berjuangan Islam ) perlu adanya kesatuan fikrah dari setiap pegiat amal Islami dimanapun ia berada.

Sesungguhnya suatu jama’ah yang di dalamnya tidak adanya tata aturan yang jelas pada setiap anggotanya, hanyalah suatu kumpulan orang orang saja atas berbagai pola fakir yang beragam. Sehingga jika pada awal cobaan yang menimpanya, maka tali pengikatnya akan terputus dan butiran butirannya akan berhamburan dan tidak jarang yang saling baku hantam sendiri ( lupa akan tujuan utamanya ).
Karena itulah kami memperingatkan dengan peringatan paling keras, agar tidak mencoba berhimpun kedalam satu himpunan yang bekerja untuk kepentingan Islam sebelum ada kesepakatan dan ikatan ikatan yang sempurna diantara para personalnya tentang asas asas syar’i yang mengatur jama’ah tersebut.
Pribadi pribadi jama’ah tersebut ( baik ketuanya atau pengikutnya ) haruslah menjawab sejumlah pertanyaan :
  1. Apa tujuan akhir kita dalam setiap amal yang telah dan akankita kerjakan….2. Bagaimana aqidah kita sebagai landasan awal dari setiap amal amal kita….3. Bagaimana faham kita mengenai dien ini…4. Kemana arah perjuangan kita selama ini…5. Apa jalan perjuangan yang  kita pakai untuk mengembalikan Izzul Islam wal muslimin…6. Apa bekal kita di dalam menapaki jalan tersebut…7. Bagaimana loyalitas kita….8. Siapa yang kita jadikan musuh…9. Apa yang mengikat kita dalam setiap amal ibadah kita sehari hari..

Kita tidaklah memerlukan komentar bahwa jawaban atas pertanyaan tersebut, akan tetapi harus bersumber dari Islam sendiri sebagaimana yang diturunkan oleh Allah Tabaroka wata’ala kepada Nabi-Nya saw sebagaimana yang di fahami oleh generasi sahabat r.a dan diajarkan oleh para ulama’ salaf yang sholeh.
Maka kalaulah kami tepat dalam penyajian ini, itu hanyalah datangnya dari Allah semata sebagai Sang Pemilik Hidayah Taufiq. Dan kalaulah kami menyimpang dari kebenaran, walau seujung jari saja, walaupun dalam satu kata saja, maka penyimpangan itu berasal dari diri kami pribadi.
Kami berharap pada suatu hari nanti Islam akan bangun dari tidurnya dan tampil memimpin tak lama lagi Insyaallah. Dan keteguhan hati, kemantapan hati untuk melanjutkan estafet perjuangan ini, dan berharap atas uluran pertolongan Allah semata bagi ummat ini, sehingga ia di kembalikan dari kejatuhannya.
  

      










Share this video :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Re-Designing Website | Abu Salwa
Copyright © 2015. Pojok Islamiyah - All Rights Reserved
Template Re-Designed by Abu Salwa Published by Pojok Islamiyah
Proudly powered by Blogger