Subscribe: Playlist Abu Rusydan
Photobucket HUmvee2 Photobucket

Sparkline

Home » » Syeikh Abu Muhammad Al Maqdisy

Syeikh Abu Muhammad Al Maqdisy





“ Ujian Sebelum Kemenangan Sebuah Keniscayaan “




“ Awal permulaan Islam itu asing dan akan kembali asing sebagaimana permulaannya.”


Sesungguhnya front pertempuran antara kekafiran dan keimanan terjadi semenjak Allah Ta’ala menciptakan Nabi Adam ‘alaihissalam dan memerintahkan para Malaikat untuk sujud kepada Adam. Maka sujudlah hamba hamba yang taat kecuali Iblis yang memiliki karakter sombong dan congkak.
Iblis enggan sujud kepada Adam, karena manusia diciptakan dari tanah dan iblis dari api. Maka semenjak itulah peperangan antara wali Allah dan wali setan dimulai.
Pertempuran ini berlanjut pada para Nabi setelah Nabi Adam ‘alaihi wassalam. Maka ketika di utus seorang Nabi kepada suatu kaum, maka seten telah siap menghadang dakhahnya dengan mengerahkan segala cara.
Maka nampaklah medan pertempuran dalam setiap perjalanan masa, yaitu dua kekuatan yang saling berlawanan. Satu kekuatan yang hanya menghambakan dirinya kepada Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, maka mereka itulah disebut Waliyurrahman.
Satu kekuatan lagi adalah kekuatan mengkufuri Allah dan mendustakan Nabi-Nya, bahkan mereka menghalangi dan memerangi para Nabi. Apapun alas an mereka, adakalanya mereka memerangi para Nabi dengan dalih membela dan melestarikan budaya nenek moyang mereka, adakalanya mereka memerangi Nabi atas dalih membela penguasa. Maka mereka itulah yang disebut waliyussyaithon.
Allah Azza Wajalla hanya memberikan kemenangan kepada para perwira yang teguh dan sabar di jalan kebenaran dan tetap membela kebenaran, yang sebnenarnya jalan ini penuh onak dan duri serta cobaan yang merupakan sebuah keniscayaan bagi para penempuh jalan ini.
Keniscayaan dari ujian ujian ini menjadi sarana tamkhis ( penyaringan ) hingga nampak jelaslah siapakah yang termasuk kaum mukminin dan siapakah yang termasuk kedalam kaum munafikin.
Proses tamkhis ini juga akan menyingkapkan yang bersabar di jalan kebenaran ini dan siapa siapa yang lemah jiwanya. Dan tidak di ragukan lagi bahwasanya allah Tabaroka Wata’ala, mengetahui apa apa yang sedang terjadi dan apa apa yang belum terjadi.
Setiap perjalanan hidup manusia telah tertulis di Lauhul Mahfudz, maka nasib manusia telah di gariskan oleh Allah Ta’ala, apakah sifulan itu golongan kafir atau si fulan itu golongan mukmin. Baik danburuk seseorang telah tercatat di Lauhul Makhfudz itu, akan tetapi Allah tidak akan menyesatkan walaupun hanya sebiji dzarrahpun. Dan Allah akan menghitung segala perbuatan manusia itu.
Dalam meluruskan manusia Allah Azza Wajalla mengutus para Rosul-Nya. Para Rosul di utus untuk mengajak para manusia untuk menhambakan dirinya hanya kepada Allah saja tanpa adanya sekutu bagi-Nya. Tugas manusia hanyalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Lalu dalam proses selanjutnya itu lalu Allah menguji para Rosul itu dan melihat apakah merekabersabar dan tabah di jalan dakwah ini atau mereka menjadiu lemah dan kembali kealam jahiliyahnya dan meninggalkan kancah dakwah Ilallah.
Dari sinilah Allah akan mengungkap siapa saja yang dalam beramalnya untuk kepentingan dunia dan siapa saja yang amal untuk kepentingan akherat.Oleh karena itu ujian ini ibarat seseorang yang menyeberangi sungai yang airnya sangat deras. Ia tidak akan sampai ketepi kecuali dengan usaha yang keras dan sabar serta tidak bersikap Isti’jal.
Kalau kita mau memperhatikan dan merenungkan dengan seksama perjalan Nabi semenjak Nabiyullah Nuh ‘alaihiwassalam hingga penutup para Nabi yakni Rosulullah Muhammad Saw dan senantiasa ada marhalah ( tingkatan ) ujian . Sungguh para perwira – perwira Islam itu yang lahir dari rahim Al Ibtila’ ujian yang berat. Mereka adalah para lelaki pilihan Allah, karena beban yang harus dipikulnya dalam menegakkan dien ini sangatlah berat.
Para
Penempuh jalan ini membutuhkan ekstra kesabaran, maka seseorang yang bersabar atas halangan,rintangan dan penderitaan ini hanyalah mereka yang hanyamemiliki pengharapan di Sisi Allah saja, tidak ada maksud maksud duniawi yang merusak.
 Karakter inilah yang mendasari sahabat Rosulullah Shollahu ‘alaihi wassalam, sehingga mereka mampu  bertahan hingga tegaknya daulah Islamiyah dan Fathu Makkah. Kalau kita lihat buah dari tarbiah Ummat ini, maka kita dapatkan peningkatan dalam memerangi wali – wali Allah Ta’ala.
Metode musuh hari ini lebih halus. Zaman Rosulullah, musuh allah terang terangan berperang membela keyakinan dan kepentingan kepentingan mereka. Namun musuh hari ini adalah manusia yang sebangsa, sebahasa, dan sama warna kulitnya.
Sesungguhnya adzab adzab yang menimpa manusia hari ini berawal adanya pemerintah pemerintah muted ( murtad tanpa sadar ) di negri negri kaum Muslimin. Mereka terbawa arus global memerangi mujahidin dan gerakan jihadnya dengan dalih memerangi terorisme.
Dengan perang opini global ini maka eksistensi mujahidin dan gerakan jihadnya terus di gerus dan di kebiri dari komunitas ummat Islam itu sendiri. Eksistensi mereka menjadi asing dan diasingkan. Padahal merekalah pilar pilar penyangga ummat ini sehingga Islam tetap eksis di muka bumi. Akan tetapi dengan  menilik sabda Rosulullah, maka beruntunglah mereka itu: “ awal permulaan Islam itu asing dan kembali asing sebagaimana permulaannya. Maka beruntunglah orang orang yang asing.”
Kaum Salibis memerangi Islam lewat ideology dan pemikiran kemudian dilanjutkan dengan peperangan fisik yang sesungguhnya. Di Jazirah Arab Islam telah dinodai sedemikian rupanya. Di Aljazair lebih dari 60 ribu para pegiat amal Islami yang bersungguh sungguh dan ikhlas serta jujur telah di penjarakan. Demikian juga di Tunisia, Libia, dan juga yang lainnya yang jarang diekspos media jauh lebih banyak lagi. Itu semua di lakukan oleh Thoghut dan merealisasikan keinginan Yahudi dan Nasrani akan tetapi mereka masih mengaku berbaju Muslim.
Wallahu ‘alam


Share this video :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Re-Designing Website | Abu Salwa
Copyright © 2015. Pojok Islamiyah - All Rights Reserved
Template Re-Designed by Abu Salwa Published by Pojok Islamiyah
Proudly powered by Blogger