“ Ujian Sebelum
Kemenangan Sebuah Keniscayaan “
“ Awal permulaan
Islam itu asing dan akan kembali asing sebagaimana permulaannya.”
Sesungguhnya front pertempuran antara kekafiran dan keimanan terjadi
semenjak Allah Ta’ala menciptakan Nabi Adam ‘alaihissalam dan memerintahkan
para Malaikat untuk sujud kepada Adam. Maka sujudlah hamba hamba yang taat
kecuali Iblis yang memiliki karakter sombong dan congkak.
Iblis enggan sujud kepada Adam, karena manusia
diciptakan dari tanah dan iblis dari api. Maka semenjak itulah peperangan
antara wali Allah dan wali setan dimulai.
Pertempuran ini berlanjut pada para Nabi setelah
Nabi Adam ‘alaihi wassalam. Maka ketika di utus seorang Nabi kepada suatu kaum,
maka seten telah siap menghadang dakhahnya dengan mengerahkan segala cara.
Maka nampaklah medan
pertempuran dalam setiap perjalanan masa, yaitu dua kekuatan yang saling
berlawanan. Satu kekuatan yang hanya menghambakan dirinya kepada Allah semata
dan tiada sekutu bagi-Nya, maka mereka itulah disebut Waliyurrahman.
Satu kekuatan lagi adalah kekuatan mengkufuri Allah
dan mendustakan Nabi-Nya, bahkan mereka menghalangi dan memerangi para Nabi.
Apapun alas an mereka, adakalanya mereka memerangi para Nabi dengan dalih
membela dan melestarikan budaya nenek moyang mereka, adakalanya mereka
memerangi Nabi atas dalih membela penguasa. Maka mereka itulah yang disebut
waliyussyaithon.
Allah Azza Wajalla hanya memberikan kemenangan
kepada para perwira yang teguh dan sabar di jalan kebenaran dan tetap membela
kebenaran, yang sebnenarnya jalan ini penuh onak dan duri serta cobaan yang
merupakan sebuah keniscayaan bagi para penempuh jalan ini.
Keniscayaan dari ujian ujian ini menjadi sarana
tamkhis ( penyaringan ) hingga nampak jelaslah siapakah yang termasuk kaum
mukminin dan siapakah yang termasuk kedalam kaum munafikin.
Proses tamkhis ini juga akan menyingkapkan yang
bersabar di jalan kebenaran ini dan siapa siapa yang lemah jiwanya. Dan tidak
di ragukan lagi bahwasanya allah Tabaroka Wata’ala, mengetahui apa apa yang
sedang terjadi dan apa apa yang belum terjadi.
Setiap perjalanan hidup manusia telah tertulis di
Lauhul Mahfudz, maka nasib manusia telah di gariskan oleh Allah Ta’ala, apakah
sifulan itu golongan kafir atau si fulan itu golongan mukmin. Baik danburuk
seseorang telah tercatat di Lauhul Makhfudz itu, akan tetapi Allah tidak akan
menyesatkan walaupun hanya sebiji dzarrahpun. Dan Allah akan menghitung segala
perbuatan manusia itu.
Dalam meluruskan manusia Allah Azza Wajalla mengutus
para Rosul-Nya. Para Rosul di utus untuk mengajak para manusia untuk
menhambakan dirinya hanya kepada Allah saja tanpa adanya sekutu bagi-Nya. Tugas
manusia hanyalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Lalu dalam proses selanjutnya itu lalu Allah menguji
para Rosul itu dan melihat apakah merekabersabar dan tabah di jalan dakwah ini
atau mereka menjadiu lemah dan kembali kealam jahiliyahnya dan meninggalkan
kancah dakwah Ilallah.
Dari sinilah Allah akan mengungkap
siapa saja yang dalam beramalnya untuk kepentingan dunia dan siapa saja yang
amal untuk kepentingan akherat.Oleh karena itu ujian ini ibarat seseorang yang
menyeberangi sungai yang airnya sangat deras. Ia tidak akan sampai ketepi
kecuali dengan usaha yang keras dan sabar serta tidak bersikap Isti’jal.
Kalau kita mau memperhatikan dan merenungkan dengan
seksama perjalan Nabi semenjak Nabiyullah Nuh ‘alaihiwassalam hingga penutup
para Nabi yakni Rosulullah Muhammad Saw dan senantiasa ada marhalah ( tingkatan
) ujian . Sungguh para perwira – perwira Islam itu yang lahir dari rahim Al
Ibtila’ ujian yang berat. Mereka adalah para lelaki pilihan Allah, karena beban
yang harus dipikulnya dalam menegakkan dien ini sangatlah berat.
Para
Penempuh jalan ini membutuhkan ekstra kesabaran,
maka seseorang yang bersabar atas halangan,rintangan dan penderitaan ini
hanyalah mereka yang hanyamemiliki pengharapan di Sisi Allah saja, tidak ada
maksud maksud duniawi yang merusak.
Karakter
inilah yang mendasari sahabat Rosulullah Shollahu ‘alaihi wassalam, sehingga
mereka mampu bertahan hingga tegaknya
daulah Islamiyah dan Fathu Makkah. Kalau kita lihat buah dari tarbiah Ummat
ini, maka kita dapatkan peningkatan dalam memerangi wali – wali Allah Ta’ala.
Metode musuh hari ini lebih halus. Zaman Rosulullah,
musuh allah terang terangan berperang membela keyakinan dan kepentingan
kepentingan mereka. Namun musuh hari ini adalah manusia yang sebangsa,
sebahasa, dan sama warna kulitnya.
Sesungguhnya adzab adzab yang menimpa manusia hari
ini berawal adanya pemerintah pemerintah muted ( murtad tanpa sadar ) di negri
negri kaum Muslimin. Mereka terbawa arus global memerangi mujahidin dan gerakan
jihadnya dengan dalih memerangi terorisme.
Dengan perang opini global ini maka eksistensi
mujahidin dan gerakan jihadnya terus di gerus dan di kebiri dari komunitas
ummat Islam itu sendiri. Eksistensi mereka menjadi asing dan diasingkan. Padahal
merekalah pilar pilar penyangga ummat ini sehingga Islam tetap eksis di muka
bumi. Akan tetapi dengan menilik sabda
Rosulullah, maka beruntunglah mereka itu: “ awal permulaan Islam itu asing dan
kembali asing sebagaimana permulaannya. Maka beruntunglah orang orang yang
asing.”
Kaum Salibis memerangi Islam lewat ideology dan
pemikiran kemudian dilanjutkan dengan peperangan fisik yang sesungguhnya. Di
Jazirah Arab Islam telah dinodai sedemikian rupanya. Di Aljazair lebih dari 60
ribu para pegiat amal Islami yang bersungguh sungguh dan ikhlas serta jujur
telah di penjarakan. Demikian juga di Tunisia, Libia, dan juga yang lainnya
yang jarang diekspos media jauh lebih banyak lagi. Itu semua di lakukan oleh
Thoghut dan merealisasikan keinginan Yahudi dan Nasrani akan tetapi mereka
masih mengaku berbaju Muslim.
Wallahu ‘alam
0 komentar:
Posting Komentar