-->
“ Hilangnya Islam
ketangan Yahudi pada tahun 1948 M di sebabkan oleh gejala stagnansi Ummat,
solusinya adalah membangun kembali kesatuan dan kekuatan siyasah Islamiyah (
politik Islam ) agar semua rezim sekuler yang ada dapat di runtuhkan dan diganti,
karena sangat tidak Islamis dan anti-Islam.”
Amir Syuhada
Palestina
Masa
Kecil
Saikh Ahmad Ismail
Yasin, atau yang lebih familiar dengan nama Ahmad Yasin, lahir pada tahun 1938
M disebuah Hemlet kecil ( perumahan miskin di pedesaan ) di al-Jaurah ( kini
telah musnah ) di pinggiran daerah al-Mijdal, selatan Jalur Gaza dekat kota
Ashkelon Palestina. Pada waktu kecil beliau di juluki dengan nama Ahmad Sa’dah.
Nama tersebut diambil dari ibunya yang bernama Sa’dah Abdulah Al-Hubael. Hal tersebut
di maksudkan untuk membedakannama Ahmad yang banyak di pakai di keluarga Yasin.
Sedangkan sang ayah telah wafat ketika beliau belum genab tiga tahun. Saat
beliau menginjak usia sepuluh tahun, beliau meninggalkan Jaurah, mengungsi
bersama keluarganya ke Jalur Gaza setelah perang Palestina Israel ( Nakhbah )
tahun 1948 M yang meluluh lantakkan perkampungan mereka. Sebelumnya beliau
sempat mengenyam pendidikan sampai kelas lima .
Tak jauh beda dengan pengungsi
Palestina lainnya, keluarga Syaikh Yasin juga merasakan gertirnya kemiskinan
dan kelaparan. Selama 1949-1950, Syeikh Ahmad Yasin meninggalkan bangku
sekolah. Sedangkan untuk menyambung hidup tuju orang anggota keluarganya,
beliau harus bekerja sebagai salah satu pelayan restoran di Gaza . Dengan begitu beliau dapat melanjutkan
studinya yang terputus.
Tahun 1952, ketika beranjak remaja,
musibah dating menyapa beliau. Sebuah kecelakaan yang terjadi ketika beliau
berolahraga, sehingga membuat tulang leher beliau patahdan hal tersebut
berimbas pada kelumpuhan tangan dan kaki, yang tak kunjung pulih hingga akhir
hayatnya. Sejak saat itu beliau melalu hari harinya di atas kursi roda. Kendati
demikian beliau sedikitpun tidak menunjukkan sikap pesimistis di dalam
menghadapi ujian tersebut ( kelumpuhan permanent ). Kesemuanya beliau jalani
dengan penuh kerelaan. Bahkan dengan keadaan seperti itu beliau Syeikh Ahmad
Yasin melanjutkan dan menyelesaikan sekolah menengah atasnya pada tahun
1957-1958 M dan tidak meredupkan semangat beliau untuk terus belajar. Terbukti
di tahun 1959 M, dengan tekad baja di tapakinya bangku sekolah sampai ke Mesir
untuk belajar beberapa lama di Universitas Ain Syam. Di sana pula beliau menerima sebuah gelar
Diploma.
Kontra
– Kezhaliman
Sepulang dari Mesir beliau langsung
mendapatkan pekerjaan. Meskipun pada mulanya beliau menghadapi hambatan
hambatan yang menyangkut kondisi fisiknya. Beliau bekerja sebagai tenaga
pengajar Bahasa Arab dan studi Islam, di samping sebagai penghutbah yang telah
popular di beberapa Masjid di Jalur Gaza .
Keahlian berorasi Syeikh Yasin inilah
yang membuat beliau tampak seperti bintang baru yang bersinar di atas langit Gaza bersama dengan para
da’I da’I lainnya. Namun hal itu malah menjadikan kecurigaan spionase Mesir
yang menjadi boneka boneka penjajah. Akhirnya, di tahun 1965 M beliau di
tangkap bersamaan dengan penangkapan besar besaran yang di lakukan pemerintah
Mesir terhadap Jama’ah al-Ikhanu al-Muslimin ( IM )sejak tahun 1954 M.
Hampir sebulan lamanya Syeikh Ahmad
Yasin mendekam dalam penjara. Kemudian di lepaskan kembali setelah semua
penyidikan membuktikan tidak adanya keterlibatan beliau dengan Jama’ah IM.
Selama masa penahanan, beliau malah mendapatkan kesan yang mendalam atas
dirinya yang terungkap dengan kata kata beliau; “ Saya benci kedhaliman.”
Bahkan pada masa itu, beliau mendukung adanya legalitas terhadap suatu kekuasan
yang harus didirikan di atas dasar keadilan dan keyakinan bahwa setiap orang
harus merdeka ( tidak ada tekanan dalam melasanakan peribadatannya kepada Allah
).
Pasca kekalahan Arab, dalam perang
Arab Israel tahun 1967 M, penjajahan Israel atas tanah Palestina semakin
menjadi jadi, termasuk wilayah Jalur Gaza.
Syeikh Ahmad Yasin terus berorasi
dari atas mimbar Masjid Al-Abbas di kampung Ar-Ramala ( Gaza ), untuk menolak segala bentuk
penjajahan . Pada saat yang sama, beliau juga aktif dalam penggalangan dana dan
bantuan bagi para keluarga syuhada dari tahanan Palestina.
‘ Sang
Arsitek Hammas ‘
Alur pemikiran Jamaah Ikhwan al
Muslimin cukup mewarnai sepak terjang Syeikh Ahmad Yasin ( Amir Syuhada ).
Begitulah yang kerap di sematkan kepada beliau. Dan memang sejak keberadaan,
Syeikh Ahmad Yasin di Mesir, beliau sudah mulai berinteraksi dengan Oraganisasi
yang didirikan oleh Syeikh Hasan al Banna pada tahun 1928 M tersebut.
Pada tahun 1983 M Syeikh Ahmad Yasin
di tangkap oleh rezim imperialis Israeldengan tuduhan mempunyai senjata,
membentuk pasukan militer dan menyerukan pelenyapan eksistensi Negara Zahudi.
Karenanya beliau dihadapkan ke Mahkamah militer Israel dan di vonis hukuman 13
tahun penjara.
Lalu di tahun 1985 M, setelah
mendekam selama belasan b
ulan dalam penjara rezim Israel ,
beliau di keluarkan. Hal ini menyusul adanya upaya pertukaran tahanan antara
pihak rezim imperialis dengan PFLL ( Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina ).
Berbagai kondisi dan tekanan yang
beliau alami, tak membuat langfkah beliau surut sedikit pun. Syeikh Ahmad Yasin
bersama sama pejuang lainnya berupaya mencari formula formula baru guna
menggebrak keangkuhan serdadu serdadu Israel . Demi tujuan itu Hamas (
Harokah al-Mukowwamah al-Islamiyah ) didirikan pada pertengahan tahun 1987 M.
Beliau bersama sama Syeikh Abdul Aziz Ar Rantisi mengarsiteki pembentukan
tanzim ini,yang sebelum nantinya, di tahun 1992 M memiliki sayap militer
Brigade Izzuddin Al Qossam di bawah komando insin Yahya Ayyasy.
Secara organisatoris, syeikh Ahmad
Yasin memiliki peran penting dalam intifadah Palestina yang meletus pada saat
itu. Intifadah pertama ini di kenal dengan nama Intifadah Masjid. Kemudian
beliau diangkat sebagai pemimpin spiritual bagi gerakan tersebut. Di masa masa
selanjutnya, Hamas semakin mendapatkan tempat di hati penduduk Palestina.
Sebaliknya, bagi Israel ,
tentu sangat menyesakkan dada mereka. Oraganisasi ini semakin mengokohkan
eksistensinya, karena di kenal tidak memberikan kompromi jika berhadapan dengan
Israel .
Dan memang hal tersebut tidaklah mengherankan ( harus begitu jika berhadapan
dengan para tirani ). Sebab, mereka memiliki komitmen kuat untuk mengobarkan
perang melawan Zionis Yahudi dan menguak konspirasi para petinggi gerakan
Zionis yang termaktub dalam Protocol of the Elders of Zion. Cita cita mulia
pejuang Hamas untuk mengangkat tinggi tinggi kalimat Allah di muka bumi
Palestina, membuat pamor mereka makin bersinar di dunia Islam umumnya, dan di
tengah tengah warga Palestina yang merindukan kemerdekaan pada khususnya.
Bahasa Senjata
Seiring dengan perjalanan waktu,
meningkatnya intifadah dan kekuatan bersenjata terlihat dari kemampuannya
melaksanakan aksi aksi bersenjata. Misalnya menyandera dua serdadu Israel pada
tahun 1989 m. Imbas dari aksi ini, Syeikh Ahmad Yasin di tangkap pada tanggal
18 Mei 1989 M bersama dengan ratusan pejuang Hamas lainnya.
Melihat kedudukan Syeikh Ahmad Yasin
yang begitu kharismatik di mata..
Pada tanggal 13 Desember 1992 M,
Brigade Izzuddin Al-Qossam menculik seorang serdadu Israel . Al-Qossam menuntut
pelepasan serdadu Israel
tersebut dengan kompensasi pembebasan Syeikh Ahmad Yasin dan beberapa tawanan
Arab yang di tangkap di Libanon ( Satu pertukaran yang sangat mahal bagi Israel
). Wajar saja jika Israel menolak tawaran tersebut, bahkan Israel balik
melakukan penyerangan kelokasi penahanan sang serdadu Israel yang tertawan,
sehingga menyebakan kematian serdadu Israel tersebut, bahkan komandan kesatuan
yang melakukan penyerangan itu ikut tewas. Sedangkan di fihak al-Qossam, para
sukarelawan yang berada di dalam rumah yang berlokasi di desa Beir Nebala –
dekat Jerusalem
– ikut menemui kesyahidan.
Pada tanggal 1 Oktober 1997 M, Syeikh
Ahmad Yasin di bebaskan dari penjara setelah Raja Husein dari Jordania meminta
dengan tegas kepada Pemerintah Israel ketika PM Benyamin Netanyahu menekan
Jordania menyerahkan dua agen Mossad yang di tangkap Pemerintah Jordania,
setelah gagal melakukan pembunuhan di Amman terhadap Khalid Misy’al, kepala
biro politik Hamas di Amman.
Kehadiran Syeikh Ahmad Yasin setelah
itu sangat di nanti-nantikan oleh penduduk Palestina. Kemudian beliau berupaya
memulihkan dan membenahi kembali bangunan structural Hamas setelah di obrak
abrik oleh pihak otoritas Palestina. Yasser Arafat melakukan hal itu atas
tekanan pihak Israel
dan Amerika Serikat. Hamas mengambil sikap berseberangan dengan pihak otoritas
Palestina yang terkesan sangat kooperatif terhadap Israel .
Secara tegas, Syeikh Ahmad Yasin
menolak isi perjanjian Oslo
yang beliau pandang sebagai sebuah “ penyerahan yang memalukan dan suatu
tindakan penipuan besar.” Pasalnya, setelah di tantanda tanganinya perjanjian
tersebut, pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta
aneksasi Zionis Israel atas lahan lahan
warga Palestina, kian jauh melampaui batas toleransi. Di mata warga Palestina,
dengan bukti bukti nyata ini, pandangan Syeikh Ahmad Yasin semakin kuat
mendapat pembenaran. Persaingan visi dan ketokohan Syeikh Ahmad Yasin dengan
Arafat, mengakibatkan ruang gerak beliau di batasi. Bahkan, tahanan rumahpun
kerap kali di berlakukan terhadap beliau dan juga hubungan komunikasi beliau
selalu di pantau secara ketat ( akibat yang selalu terjadi bagi para pegiat
amal Islami yang berinteraksi dengan para pemerintah boneka, dan memang sunah
dakwah seperti itu ).
Bagaimanapun juga kerenggangan
hubunganHamas dengan otoritas Palestina
sangat menguntungkan pihak Israel .
Syeikh Ahmad Yasin tetap berhati hati agar tidak terjadi friksi berulang ulang
dengan fihak otoritas Palestina. Sebab ada agenda dan upaya-upaya Israel
untuk menggiring agen agen keamanan otoritas Palestina untuk memunculkan
konflik internal di tubuh masyarakat sipil Palestina.
Untuk menghadapi Israel , Hamas tetap teguh pendirian
bahwa kebebasan harus di perjuangkan, bukanlah hadiah atau pemberian, akan
tetapi harus di rampas dengan kekuatan senjata.
“ Kami akan keluarkan
untuk penjajah Zionis Israel
100 orang Shalah Syahada. Kami takkan menghentikan aksi aksi syahid. Kami batalkan
semua tawaran yang pernah kami sampaikan kepada mereka. Mujsuh Zionis harus di
beri pelajaran . Hukuman akan datang. Pembalasan akan menjadi guncangan yang
dahsyat untuk mereka. Darah syuhada tidak akan tumpah sia sia…..”
Oleh
karenanya, Hamas mempertahankan operasi operasi martir melalui aksi
istihadiyah. Aksi aksi bom syahid tersebut di arahkan kepada target target
militer, bukan kepada penduduk sipil. Melalui pengalaman yang panjang setelah
berinteraksi dengan Israel ,
Hamas faham betul bahwa Israel
hanya mengerti akan bahasa senjata bukan bahasa diplomasi. Segala perundingan
hanyalah isapan jempol belaka. Ajakan Hamas untuk menghentikan seluruh serangan
kepada rakyat sipil, baik Isreal maupun Palestina, di tolak mentah mentah oleh
Isreal. Yang pada intinya, kaum Zionis mengacuhkan semua inisiatif yang
mengarah kepada perdamaian.
Problem
– Solver
Di luar aktivitas beliau bersama
Hamas, nama Syeikh Ahmad Yasin erat dengan masalah masalah perdamaian hubungan
antar manusia. Seorang pekerja di Dewan Islah ( perdamaian ), rintisan Syeikh
Ahmad Yasinmemberikan kesaksian;” Prioritas utama Ahmad Yasin adalah
mendamaikan manusia. Rakyat Palestina banyak yang meninggalkan Istitusi
pengadilan Palestina dan beralih kepadanya untuk menyelesaikan masalah masalah
yang mereka persengketakan.” Menariknya, Syeikh di kenal sangat ramah dan
terbuka. Setiap hari pintu rumahnya tidak pernah ditutup. Siapapun boleh masuk
untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Terutama kaum dhuafa. Bahkan semua
kelompok manapun, di dalam masyarakat Palestina tanpa sungkan sungkan menemui
beliau. Sebab, Syeikh di percaya dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi
secara fair dan adil. Lantaran hal itu, banyak warga Palestina yang menarikm
berkas perkaranya yang berada di Pengadilan atau dari seorang pengacara, dan
membawanya ke Syeikh Ahmad Yasin untuk memperoleh penyelesaian yang tuntas.
Intifadah
Al – Aqsha
Partisipasi aktif Hamas dalam
intifadah Al-Aqsha yang meletus pada akhir September 2000 M, menyulut gelora
perlawanan Palestina. Terutama setelah penataan ulang struktur organisasi
Hamas, dan di topang dengan adanya sayap militer. Sehingga Israel makin
berang di buatnya. Negara Yahudi itu lalu menjalankan program ’ kampanye
keliling dunia ‘ untuk menyebarkan provokasi kepada negara- negara di dunia
agar memasukkan Hamas kedalam daftar organisasi teroris dan memutus aliran dana
dengan membekukan rekening anggota-anggotanya. Propaganda ini di sambut hangat
oleh Negara-negara Uni-Eropa, yang pada tanggal 6 September 2003 M secara resmi
memasukkan Hamas berikut biro politiknya sebagai organisasi teroris.
Eksistensi Hamas dengan aksi-aksi
spektakulernya, tak lepas dari sesosok Syeikh Ahmad Yasin. Karena dinilai
sangat berbahaya, pihak kolonial Zionis Israel beberapa kali berusaha untuk
membunuh Syeikh Ahmad Yasinsecara langsung. Pada tanggal 6 September 2003 M,
sebuah rudal di tembakkan dari pesawat tempur Israel kerumah salah seorang
tokoh Hamas, Ismail Haniyah, namun Syeikh Ahmad Yasin selamat dari aksi
percobaan pembunuhan ini.
Senin ( 22 Maret 2004 ), kmeheningan
fajar di buyarkan oleh suara ledakan dahsyat. Suaranya menggema di seantero
wilayah Gaza .
Tiga buah roket di luncurkan Israel
melalui helicopter Apache kearah Syeikh Yasin serta dua orang pengawalnya,
seusai melakukan sholat subuh di masjid Ja’ma Islami. Peristiwa itu menandai
berkhirnya kiprah Syeikh Ahmad Yasin dalam perjuangan Palestina. Allah
mencukupkan amal ibadah Syeikh Ahmad Yasin. Beliau pergi menemui Rabb-nya
setelah menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah perjuangan Ummat Islam
Dunia. Dalam serangan brutal itu, beberapa orang lainnyapun turut menjadi
korban,termasuk putra Syeikh Yasin, yang mengalami cedera cukup serius. Atas
Karunia Allah semata, ledakan yang dahsyat itu tak mampu mengoyakkan jasad
Syeikh Ahmad Yasin.
Hari itu seluruh warga Palestinadan
Ummat Islam sedunia berkabung. Iring iringan warga membanjiri jalan jalan kota Gaza .
Awan gelap dan asap bangkai kendaraan yang terbakar menyelimuti udara Gaza , seakan akan ikut
berbela sungkawa atas kepergian sang ‘ Amir Mujahidin ‘ buat selamanya.
Kecaman terhadap Israel dating silih
berganti dari berbagai kalangan, media massa, organisasi dan lembaga lembaga
Islam dunia ( dunia Islam hanya bisa melakukan sebatas kecaman saja kepada
Israel, padahal Israel hanya faham dengan bahasa senjata bukan bahasa kecaman
di mulut ).
Perwakilan Saraya Al – Quds, sayap
militer organisasi perlawanan jihad Islam, memberikan pernyataan, “ Saraya
Al-Quds memberitahukan kepada bangsa Palestina, Arab dan Islam tentang
syahidnya salah seorang pemimpin bangsa kita, bersama dengan enam penduduk
bangsa Palestina pada Senin, 1 Shafar 1425 H, yang bertepatan dengan tanggal 22
Maret 2004 M, akibat serangan Israel di kota Gaza. Kami mengucapkan selamat dan
keberkahan kepada seluruh bangsa kami. Kami mengucapkan, tidak ada ratap
tangis, untuk orang seperti Syeikh Ahmad Yasin dan para syuhada yang meninggal
bersamanya. Merekalah yang mengembalikan ruh bangsa ini, saat mereka menebusnya
dengan ruh mereka.”
Nama harum Syeikh Ahmad Yasin akan selalu
harum di kenang sepanjang masa oleh rakyat Palestina dan dunia Islam. Khutbah
khutbahnya yang membakar semangat akan spirit jihad akan selalu di kenang oleh
kaum Muslimin di seluruh penjuru bumi.
“ Mati itu suatu
kepastian. Tapi sebelum mati, hidup kami harus diisi dengan operasi isatisyhad
( meraih syahid ). Kami harus mengguncangkan pilar pilar kekuasaan Zionis
Israel yang telah menjajah tanah air kami, dan mengotori tempat suci Islam.
Kami harus membalas semua darah yang tertumpah dari anak anak, kaum wanita, dan
para orang tua kami. Buruklah akhir kehidupan kami bila kami bertemu Allah
diatas kasur, berpaling lari dari tembakan penjajah Zionis atau takut
menghindar dari serangan rudal mereka…”
0 komentar:
Posting Komentar