“ Kita Maju Sambut
Perintah Allah “
“ Apakah (orang-orang) yang memberi
minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram,
kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian
serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak
memberikan petunjuk kepada kaum yang dzalim.” ( QS: At Taubah 19 )
Kepada para mujahidin diatas bumi
Afghanistan yang telah menggoreskan lambang kepahlawanan dan pengorbanan yang
spektakuler di Tora bora, Kandahar, Khost, baghram, di gunung Syahai khut, baik
yang Arab maupun yang bukan Arab.
Kepada orang orang yang telah
menanamkan gambar mereka dalam benak saya yang tak akan terlupakan, dan
mengukir nama nama mereka diatas umurku yang tak akan terhapuskan dengan
berlalunya masa, yang telah menggoreskan tindakan mereka diatas lembaran hatiku
yang takakan terhapuskan oleh debu dunia atau diterbangkan oleh tiupan angin.
Kepada para pahlawan yang telah
menuliskan alamat kepahlawanan mereka dengan tinta merah
Kepada para lelaki yang telah
menggambar di papan kejantanan dengan puncak pengorbanan dan dengan berbagai
bentuknya.
Kepada para pemberani yang telah
mengukir tindakan pengorbanan terbesar dengan keberanian mereka diatas bebatuan
gunung gunung dan pasir pasir lembah.
Kepada orang orang yang kukuh menolak
kehinaan dan kerendahan, yang tidak sudi kecuali harus meneguk piala izzah dan
kehormatan.
Kepada orang orang yang menolak
dengan mulut mereka untuk mengumbar perbuatan besar mereka dan membiarkan luka
luka berbicara tentang kepahlawanan mereka yang hebat. Mulut mulut itu diam dan
sudah semestinya untuk diam. Biarlah luka luka yang berkisah dengan lisanya
yang tak kenal lelah untuk beramal dan tak kenal ampun dalam kebenaran. Luka
luka itu berucap untuk menyatakan bahwa kalian adalah para lelaki jantan yang
sebenarnya di zaman banyak laki lakinya. Kalian adalah para pahlawan di zaman
banyak pengecut, kalian adalah orang orang kuat dizaman yang penuh dengan orang
orang lemah.
Wahai kalian yang aku cintai ; kaum
muslimin telah menengok nengok pada saat di perlukannya kesungguhan, dan masa
masa sulit jihad sudah bukan lagi sebagai bahan untuk di bincangkan namun sudah
saatnya di realisasikan dalam bentuk amal nyatadan pengorbanan.
Perjuangan sudah bukanlagi sebagai
bahan mainan dan bahan untuk bercanda, akan tetapi haruslah menjadi arena untuk
mengorbankan harta dan nyawa.
Mereka telah menengok untuk mencari
cari namun tidak di dapati melainkan hanya kalianlah yang hadir untuk memenuhi
seruan Allah dan Rosul-Nya, yang siap untuk berbuat dan mencurahkan apa saja,
paling dulu berkorban, bertekad untuk berjuang dan memburu mati syahid. Kalian
tinggalkan orang lain yang sedang sibuk berceramah dan menulis, sedangkan
kalian sendiri pergi kemedan medan
jihad.
Kalian tinggalkan orang lain yang
sedang sibuk untuk berkumpul dan berkumpul, sedangkan kalian diam diam pergi
untuk memanggul senjata.
Sesungguhnya kalian hari ini satu
satunya yang ada di medan
jihad, karena kalianlah satu satunya yang memiliki aqidah terbesar yang akan
mendorongnya untuk maju kemedan.
Wahai kalian yang aku cintai;
sesungguhnya jalan menuju prinsip dan keyakinan selalu di kelilingi oleh
perkara perkara yang tak di senangi, rintangan rintangan yang selalu di penuhi
onak dan duri…..di penjara, di bunuh, di deportasi dan di lenyapkan. Untuk itu
barangsiapa yang ingin mengemban suatu prinsip atau menyampaikan suatu dakwah,
maka ia telah memperkirakan semua ini sebagai suatu keniscayaan yang bakal
terjadi, siap dalam menghadapinya dan berdo’a semoga dapat lulus dalam ujian
tersebut.
Akan tetapi barangsiapa yang
menginginkan perkataan baik, perjalanan ringan yang tak jauh, rekreasi yang
indah, pesta yang meriah, dan ceramah ceramah yang menyejukkan, maka hendaknya
membuka kembali lembaran lembaran sejarah para Rosul; dan da’i para pengikut
rosul sejak lahirnya dien ini bahkan sejak di bangkitkannya para Rosul untuk
menyamp;aikan risalah hingga kitra hari ini.
Sesungguhnya siapa saja yang ingin
menyampaikan prinsip dakwah dan berusaha agar dien ini berkuasa atas manusia,
maka ia haruslah mengenal rambu rambu jalan
dan dengan apa ia di haruskan ? serta apa saja yang tengah menanti
nantinya di sela sela itu.
Sesungguhnya Islam menginginkan kita
untuk berusaha dan berbuat, memberi dan berkorban, serta untuk beraksi. “ Dan tidaklah kemenangan itu datang kecuali
datangnya dari Allah semata. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
Benci kehidupan fana dan rasa takut
kepada Allah telah mengeluarkaku. Jiwaku telah tergadai tanpa harga. Sungguh
aku timbang timbang yang kekal untuk sesuatu yang akan sirna. Sungguh demi
Allah, itu bukanlah namanya timbangan yang benar.
Wahai kalian yang aku cintai,
Sesungguhnya Allah telah memuliakan kalian dengan aqidah kalian yang benar dan
amal jihad kalian. Sesungguhnya Allah telah memilih kalian dan menyaring
kalian. Allah telah menyiapkan kalian dan meridhoi kalian agar supaya kalian
menjadi tentara-Nya di medan
pertempuran yang menentukan ini, pertempuran langgeng yang akan ditulis oleh
sejarah dengan tinta emas dan huruf huruf yang bercahaya. Lantas kemuliaan yang
mana lagi dan izzah macam mana lagi dimana sejarah akan menyebutkan bahwa
kalianlah dari tentara tentara Allah yang telah memerangi syetan masa kini (
Amerika ) dan kalianlah yang telah membuatnya geram dan telah menggoncangkan
eksistensinya.
Kebahagiaan macam apa lagi yang mana
kalian menyaksikan Negara Negara kafir hancur lebur dan kehancurannya di mulai
lewat tangan tangan sekelompok mukmin dan mujahid.
Allah telah menganugrahkan pada kita
bersama dengan memperlihatkan Negara kafir jatuh roboh di tangan mujahidin
supaya dengan itu Allah hendak melegakan dada dada orang orang mukmin dan
menghilangkan panas di hati mereka.
Wahai kalian yang aku cintai;
Sesungguhnya hari hari silih berganti. Hari ini di menangkan oleh orang orang
kafir dan besok di menangkan oleh orang orang yang beriman. Sesungguhnya
kemenangan tidaklah selalu menyertai satu fihak saja. Namun sudah menjadi
kepastian, bahwa babak akhir kemenangan akan berada di fihak orang mukmin.
Allah Azza Wajalla telah berfirman :
“Allah telah menetapkan: "Aku
dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha
Perkasa.” ( QS: Al Mujadilah 21 )
Seorang mukmin dan mujahid tidak akan
menyembah Allah di tepi, alias setengah keyakinannya. Tidak akan loyo saat
hantaman ujian pertama datang serta tidak kendor saat ujian pertama dan cobaan
yang menimpanya itu datang. Akan tetapi semua itu adalah sebuah sunatullah
dalam kehidupan ini, satu hari kemenanganmu dan satu hari kekalahanmu. Silahkan
merujuk kembali pola kehidupan Rosulullah SAW dan simaklah apa yang dilalui
oleh Bilal, Salman, Shuhaib, Amar, Ibnu Mas’ud r.a dan lainnya dan semoga Allah
meridhoi mereka semuanya.
Sesungguhnya akad jual beli Allah
dengan hambanya telah di nashkan: “ Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.” ( QS: At Taubah 111 ). Maka bahwasanya lafal ayat
diatas tidak ada lafal yang menyebutkan kemenangan, dan tidak ada lafal yang
menyebutkan lafal syarat kermenangan. Namun hakekat kemenangan itu hanyalah
dari Allah semata, yang akan diturunkan-Nya kapan saja Allah kehendaki sesuai
dengan tata aturan dan hikmah yang Allah kehendaki. Namun yang di nashkan
adalah hanyalah akad transaksi nyawa untuk di serahkan kepada pencipta-Nya
sedangkan harga untuk itu adalah Jannah .
Dan ini persoalan yang sangat penting
yang harus di sadari oleh seorang mujahid di jalan Allah Ta’ala.
Yang demikian ini ( sunah kemenangan
dan kekalahan serta silih bergantinya hari antar manusia ) telah berlaku atas
para Nabi dan Rosul. Berlaku juga atas Nabi kita Muhammad Shollahu ‘alahi
Wassalam dengan para sahabatnya r.a. Berlaku atas orang orang sepeninggalnya.
Dan akan tetap berlaku atas kita dan orang selain kita selama ia merupakan
sunatullah dalam kehidupan di dunia ini. Sedangkan Sunatullah tidak kenal ganti
dan perubahan, namun sunah-Nya di akhir episode adalah kemenangan bagi orang
orang mukmin.
Janganlah kalian bersikap lemah dan
juga bersedih hati, padahal kalianlah orang orang yang tinggi derajadnya.
Janganlah kalian condong kepada orang orang yang mempelemah semangat. Janganlah
kalian suka mendengarkan orang orang yang hanya duduk duduk menanti hasil
pertandingan ini. Saya tau kalau hari ini mereka mengatakan ;” Kami telah
mengatakan kepada mereka ( mujahid )! Kami telah nasehati mereka ! Namun mereka
tidak mau mendengar dan tidak mau meminta pendapat. Mereka itu menyombongkan
diri.“ Saya juga tau kalau mereka mengatakan ; “ Sekiranya mereka dalam
kebenaran ( mujahid ) niscaya mereka tidak akan tertimpa musibah sebagaimana
yang sedang mereka rasakan itu ? dan niscaya musuh tidak dapat menguasai mereka
? Tatkala mereka telah di kejar kejar dan diusir, mereka tidak mendapatkan
penolong dan melindungi mereka ?.“ Sesungguhnya perkataan seperti itu tidak
akan membahayakan kami, dan kami tidak akan memperdulikannya, karena kimi tau
bahwa hal itu sudah merupakan tabi’at jalan ini dan musuh kita tidak akan
membiarkan kita melainkan dalam salah satu kondisi ; kita menjadi kuat sehingga
mereka meninggalkan kita karena katakutan atau kita balik memberikan loyalitas
dengan menundukkan kepala dan mau bergandengan bersama mereka , maka mereka
akan membiarkan kita karena itu ?
Wahai kalian yang aku cintai :
Sesungguhnya perjalan jihad ini sangatlah panjang dan membutuhkan kesabaran
yang sangat ekstra. Sabar dan sabar di dalam menapaki jalan ini, sebagaimana
Allah berfirman dalam Al Qur’anul Karim
“
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah supaya kamu beruntung. “ ( QS: Ali Imran 200 )
Ya benar, Orang
kafir itu terluka sebagaimana kamu juga terluka, mereka berkorban sebagaimana
kamu juga berkorban, membelanjakan hartanya sebagaimana kamu juga membelanjakan
hartamu, mereka juga bersabar sebagaimana kamu juga bersabar, namun mereka
sedikitpun tidak mempunyai harapan sebaghaimana apa yang kamu harapkan dari
Allah Azza Wajalla.
Wahai kalian
yang aku cintai; sesungguhnya seorang mujahid itu meniti diatas jalanya tanpa
bisa dibuat kembali oleh beratnya siksaan dan tidak bisa di buat berpaling
dengan adanya fitnah. Ia tidak menoleh kesamping samping jalan dan tidak pula
melihat banyaknya orang orang yang berjatuhan. Namun tatapan matanya tetap
tertuju pada lambang izzah dan kemuliaan... kemenangan dan kekuasaan atau mati
syahid di jalan Allah.
Sesungguhnya
seorang mujahid di jalan Allah melihat manusia dari atas selama ia mukmin dan
yakin bahwa hidup ini sadar dan seyakin yakinnyabahwa Islam pasti mempunyai
giliran dan al haq akan dapat jatahnya. Semua orang pasti akan mati, adapun
yang berjihad maka ia akan syahid. Ia meninggalkan bumi menuju Jannah,
sedangkan orang orang kafir meninggalkan dunia menuju neraka.
Allah Azza
wajalla berfirman : “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau
anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah
orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan
dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas
terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” ( QS: Al
Mujadilah 22 ).
Pada ayat
tersebut menjelaskan bahwasanya merekalah sebaik baik manusia yang
merealisasikan Al wala’ wal Baro’ dengan benar karena Allah. Mereka adalah manusia
yang paling besar kebenciannya terhadap kaum kuffar, apapun agamanya. Lebih
khususnya orang orang murtad dari Islam. Sehingga mereka tidak sudi berkasih
sayang dengan orang yang memusuhi Allah dan Rosul-Nya dalam keadaan apapun.
Merekalah para
ustad ustad yang mengajarkan kesabaran dan memperkuat kesabaran, ribath dan
murabathah. Apakah mereka mempelajarinya dari meja kemeja?!! Tidak demi Allah,
mereka memahami dan faham ketika di medan medan jihad akan makna sabar.
Merekalah lambang kesederhanaan dan merendahkan dirinya di hadapan Rabbnya.
Mereka di
tarbiah dengan kilatan pedang, desingan peluru dan dentuman bom.
Merekalah yang
semerbak harumnya sedangkan selain mereka orang orang yang suka menghalang
halangi dan melemahkan semangat jihad. Merekalah orang orang yang lari membawa
diennya sedangkan yang lain bertikai antar kabilah.
Mereka adalah
orang orang yang mendapatkan hidayah dan pendapat mereka benar dan tepat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimyah berkata :
“ Oleh karena
itu jihad akan melahirkan hidayah yang mana ia di kelilingi oleh semua pintu
ilmu sebagaimana di isyaratkan oleh firman Allah Ta’ala :
“ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (
QS: Al Ankabut 69 ).
Merekalah yang
di katakan oleh Imam Ahmad bin Hambal dan Ibnu Mubaroq sebagaimana yang di
nukil oleh Ibnu Taimiyah : “ Oleh karena itu imam Abdullah bin Mubarok dan Imam
ahmad bin Hammbal serta yang lainnya mengatakan : “ Jika manusia berselisih
oendapat mengenai suatu perkara, maka lihatlah apa yang di pegang oleh Ahlus
Shughur ( orang orang yang selalu berribat di perbatasan negri ) sebab
kebenaran bersama mereka. Karena Allah berfirman “ Dan orang orang yang berjihad
demi mencari keridhoan - Kami benar benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan jalan Kami. “ ( Majemuk fatawa jus 28 hal 422 )
Lantas dimanakah
orang orang yang mengatakan : “ Mereka itu orang orang yang tidak tertarbiah,
tidak punya panji dan manhaj yang jelas dan mereka tidak mau meminta pendapat .
Mereka telah terrasuki oleh sikap ekstrem. Mereka memfatwakan atas ummat dan
mendorongnya kepada kebinasaan . Mereka itu masih bau kencur dan tidak faham
apa apa. “ Yang saya yakini bahwa perkataan inilah yang akan menjerumuskan
ummat kepada kebinasaan , musibah dan kehinaan. Dan hanya kepada Allah tempat
minta pertolongan.
Wahai kalian yang aku cintai ; wahai kalian
yang aku cintai ; wahai cucu Muhammad SAW.
Wahai anak anak
sa’ad , khalid dan Qo’qo’ , wahai murid murid Sayyid Qutb, Abdullah Azzam,
Yahya Ayyasy.
Tetaplah kalian
di jalan ini. Barangsiapa yang telah menghibahkan jiwanya ia tidak akan
mengambil hibahnya kembali. Barangsiapa yang bangga dengan diennya , maka ia
tidak akan sudi direndahkan agamanya. Barangsiapa yang telah siap mengalahkan
musuhnya, maka ia tidak akan membiarkan kesempatan untuknya.
Ketahuilah bahwa
persoalannya bukan pada kalian. Namun persoalannya adalah kalian datang pada
zaman Al haq menjadi batil dan al batil jadi al haq . Penghianat dianggap di
percaya dan orang manah dianggap penghianat. Kalian datang pada zaman manusia
di kuasai orang orang jahat dan urusan di pasrahkan bukan pada ahlinya.
Terakhir..........
ingin saya katakan: Saya memohon kepada Allah Ta’ala kiranya menerima amal saya
dan kalian dan menjadikan amal kita ikhlas mengharap wajah-Nya dan tidak
menjadikan bagian untuk kita sekedar sum’ah dan nama harum. Sebagaimana saya
memohonkan kepada Allah supaya menjayakan Islam dan menolong kaum muslimin
serta menghinakan syirik dan kaum musyrikin. Meningginkan dengan Karunia-Nya kalimat
haq dan dien, melenyapkan kaum kuffar, munafiqin, dan murtadin. Supaya
menguatkan untuk Ummat ini urusan yang benar yang akanmemuliakan orang yang taat
kepada-Nya dan menghinakan ahli maksiat, yang disitu nanti di perintahkan
ma’ruf dan di cegah kemungkaran. Dan Allah Maha Kuasa atas semua itu.
Sampai jumpa di
medan medan yang laindiantara medan medan kepahlawanan, jihad, pengorbanan, dan
mati syahid. Maka jihad akan terus berlangsung hingga hari kiamat, waluapun
orang orang kafir tidak menyukainya, walaupun orang musyrik tidak menyukainya,
walapun orang orang munafik tidak menyukainya dan walaupun orang orang fasik
tidak menyukainya pula.
Allahu Akbar,
Izzah hanyalah bagi Islam dan kaum Muslimin.
0 komentar:
Posting Komentar