Subscribe: Playlist Abu Rusydan
Photobucket HUmvee2 Photobucket

Sparkline

Home » » Syeikh Abdul Mun’im Mustofa Halimah

Syeikh Abdul Mun’im Mustofa Halimah



TENTARA MUHAMMAD




“ Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” ( QS: Ali Imran 146 )


Sesungguhnya benturan antara Al Haq dan Al Batil akan selalu bertemu dan tetap berkobar. Hal ini telah Allah tetapkan sebagai satu konsekwensi logis atas tegaknya tauhid di muka bumi. Tatkala Islam diidentikkan dengan sebuah aksi terorisme, maka hal itu adalah sebuah tuduhan belaka bagi orang orang yang ingin mencari keuntungan duniawi. Bahwa aksi terror yang di lancarkan oleh sekelompok kecil dari Ummat Islam, maka hal itu adalah sebagai bentuk pembelaan terhadap kehormatan dan kemuliaan Ummat yang telah diinjak injak. Kekuatan pembelaan mereka sangat kecil dan tidak seberapa di banding dengan aksi yang telah di keluarkan oleh musuh musuh Islam di dalam menghinakan agama Allah di muka bumi, akan tetapi dengan kekuatan yang kecil tersebut dapat menggetarkan musuh musuh Islam, dengan satu bukti mereka di sebut dengan teroris.
Ketika musuh musuh Islam melancarkan sebuah kedholiman atas negri Islam, maka secara otomatis mereka akan berkumpul di tempat tersebut. Berkumpulnya mereka itu
Bak lalat lalat yang mengerubuti makanan. Tak ada rasa gentar dalam diri mereka ( kelompok kecil ). Persifatan mereka telah tergambar dalam hadist Rosulullah SAW.
“ Akan tetap ada sekelompok kecil dari Ummatku yang mereka itu mendapat pertolongan. Tidak membuat gentar musuh musuh yang memerangi mereka sampai hari kiamat. “
Sifat inilah yang sangat lekat pada diri Thoifah ini. Tidakk ada kamus kalah pada diri mereka, dan tidak pula gentar di dalam menghadapi musuh musuh Islam. Hidup mereka untuk mencari kemulyaan, sedangkan mati mereka untuk merengkuh kesyahidan. Program hidup mereka adalah menyulut api peperangan dan perlawanan terhadap segala bentuk kekafiran yang ada di muka bumi demi meninggikan kalimat Allah.
Pola hidup mereka berpindah dari satu ladang jihad ke ladang jihad lainnya. Sedangkan jika ladang jihad itu tertutup, mereka membuka ladang jihad baru untuk menghidup hidup kan kewajiban akan ibadah jihad fie sabilillah. Allah Azza Wajalla berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. “ ( QS: Al Maidah 54 )

Tuduhan Buruk

Tuduhan bagi kelompok kecil yang terus berjihad di jalan Allah ini sungguh sangatlah buruk. Stempel teroris, sparatis atau ekstrimis sudah menjadi lontaran yang biasa bagi musuh musuh Islam, atau bahkan dari tubuh kaum muslimin sendiri yang kurang memahami Islam dengan benar yang alergi terhadap syareat jihad itu sendiri.
Walaupun di cap dengan julukan julukan yang buruk sekalipun, namun keadaan seperti iini tidak menyurutkan energi jihadnya, bahkan energi mereka semakin terpompa.
“Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” ( QS: Ali Imran 146 )

Pantang Lemah

Kata Ribbiyyun pada ayat diatas ( Ali Imran 146 ) adalah Thoifah Manshurah yang mereka itu tidak mengenal lemah dan lelah. Mereka adalah barisan ‘ulama pejuang ( muwahidin ). Para mufasirin seperti Baghowi dan muqotil berpendapat mengenai kelompok ini:
“ Tatkala mereka tertimpa musibah, bencana, luka luka, terbunuhnya orang orang terdekatnya, mereka tidak lemah. Mereka tetap sabar dengan perintah Rabbnya dan Nabi-Nya serta tetap terus mengobarkan jihad kepada musuh musuh itu. “
Di dalam menapaki jalan jihadnya, Thoifah Manshurah benar benar tertuju hanya ke satu jalan, yaitu hanya ridho dan kecintaan Allah saja. Ketika mereka bertolak hendak pergi berjihad, maka jihadnya di maksudkan untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi tanpa ada niat lainnya.
Jihad mereka untuk membebaskan manusia dari peribadatan sesame hamba menuju kepada peribadatan kepada Allah saja. Membebaskan manusia dari segala bentuk kedholiman menuju keadilan Islam. Dari sempitnya dunia menuju luasnya Jannah dan Akherat.
Berperang di jalan Allah adalah setiap pertempuran yang bertujuan untuk meninggikan dan supaya tegak serta berjalan hukum hukum atas manusia di muka bumi, sedangkan peperangan yang ditujukan selain itu di sebut berperang di jalan thoghut. Sebagaimana sebuah hadits yang di riwayatkan Abu Musa Al Asy’ary:
“ Datang seorang sahabat Nabi SAW dan dia berkata: “ seseorang berperang untuk dikanal, untuk mencari ghonimah, dan untuk mengetahui derajadnya, maka mana diantara mereka yang fie sabilillah? “ Nabi bersabda: “ Barang siapa yang berperang untuk memuliakan kalimat Allah, maka dia fie sabilillah. “ ( Muttafaq ‘alaih )
Kesimpulan hadist ini adalah Barang siapa yang berperang di bawah satu bendera ( bendera selain Islam ) atau di tujukan untuk kemerdekaan suatu kaum, atau HAM, Nasional kebangsaan, maka mereka adalah kesesatan yang besar. Dan kelompok ini tidak tergolong kedalam Thoifah Manshuroh, dan terbunuhnya mereka bukan sebagai syuhada sehingga tidak layak baginya Jannah. Hal inbi di sebabkan niat mereka berperang untuk memuliakan nama  suatu kaum atau kelompok atau seseorang dan bukan untuk Allah semata. Bersabda Rosulullah SAW :
“ Barang siapa yang berperang di bawah bendera kelompok, marah karena kelompoknya, atau mengajakm untuk tujuan kelompoknya, maka terbunuhnya adalah dalam keadaan jahiliyah.” ( HR. Muslim )

Wujud Tentara Muhammad

Barisan ini akan senantiasa ada di sepanjang zaman sampai datangnya kiamat atau sampai terbunuhnya Dajjal di tangan Nabi Isa bin Maryam Alais Salam. Artinya estafet perjuangan akan terus berlanjut. ‘ Brigade ‘ tentara Muhammad akan tetap ada. Tongkat kepemimpinan akan terus bergulir, dari satu ‘ komandan ‘ ke ‘ komandan ‘ berikutnya. Sedangkan tugas pokok mereka adalah menjaga dan mempertahankan eksistensi kehormatan agama Allah di muka bumi.
Memang wujud mereka bisa dikatakan asing di dalam pola hidup masyarakat hari ini, hal itu di karenakan komiment mereka atas konsekwensi aqidah.  Rosulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya permulaan Islam itu dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana pada permulaannya. Maka beruntunglah bagi orang orang yang asing. Siapakah mereka wahai Rosululah? Orang orang yang sholeh ketika manusia rusak.” ( HR. Bukhari )
Dalam riwayat yang lain di terangkan bahwasanya mereka adalah :
“ Manusia manusia yang sholeh, sedikit jumlahnya di tengah tengah keburukan manusia yang pelaku maksiatnya lebih banyak dari pada pelaku keta’atan. “ ( HR. Ibnu Mubarok )

Keberadaan mereka tidak terkumpul dalam satu paying jama’ah dan tempat yang tetap. Sebagaimana makam para sahabat Nabi r.a yang tersebar di penjuru dunia, sebagai konsekwensi menghidupkan syareat jihad fie Sabilillah di muka bumi. Artinya para sahabat r.a ini berawal dari satu negri ( Madinah ), namun karena tuntutan dan tuntunan dari kewajiban dakwah dan jihad, maka mereka r.a wafat di medan tugas masing masing.
Satu pertanyaan yang tersisa dari kita hari ini Jama’ah mana yang hari ini memiliki sifat yang dekat dengan Thoifah Manshuroh ?
Jama’ah jama’ah yang ada kini yang tergolong mendekati sifat Thoifah Manshuroh adalah yang memenuhi syarat syarat thoifah manshuroh itu sendiri. Saya ( syeikh Abdul Mun’im ) yakin bahwasanya kaum muslimin yang berjihad di Chechnya dan Afghanistan adalah bagian dari Thoifah Manshuroh. Insya Allah.

“ Wahai para pemuda bergeraklah…. Ketahuilah bahwasanya kita akan dimintai pertanggung jawaban di depan Allah ….. Apa yang akan kita persembahkan untuk kemulyaan dien ini?. “  
    
                                                                             
Share this video :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Re-Designing Website | Abu Salwa
Copyright © 2015. Pojok Islamiyah - All Rights Reserved
Template Re-Designed by Abu Salwa Published by Pojok Islamiyah
Proudly powered by Blogger