Subscribe: Playlist Abu Rusydan
Photobucket HUmvee2 Photobucket

Sparkline

Home » » Syeikh Abdurroby Rosul Sayyaf

Syeikh Abdurroby Rosul Sayyaf

 



JANGAN PUTUS ASA, DAHSYATNYA UJIAN ITU PERTANDA DEKATNYA PERTOLONGAN



“ Apakah kamu sekalian mengira akan masuk surga padahal belum menimpa kepada kamu sekalian apa yang menimpa orang orang sebelum kalian malapetaka dan kesengsaraan menimpa mereka dan di guncang hati mereka, sehingga Rosul dan orang orang yang menyertainya berkata: “ Kapankah datangnya pertolongan Allah itu? “ Ketahuilah bahwa pertolongan Allah itu dekat ( QS: 2. 214 ). “

Saudaraku yang mulia, yang telah memilih jalan ini ( Iman, Hijrah, Dakwah dan Jihad ), Sesungguhnya salah satu kenyataan tetap yang tak pernah berubah dalam sejarah perjuangan Islam dan panjang serta melelahkannya jalan jihad, adalah barang siapa yang tetap teguh di dalam memegang satu prinsip kebenaran, maka dahsyatnya ujian akan menimpa dirinya, sehingga mengharuskannya untuk tidak tunduk kepada tuntunan syetan dan sekutunya ( baik dari jenis jin dan manusia ), maka kemenangan akan menyongsongnya, dan pertolongan Allah lah yang akan mengeluarkannya dari kesempitan.

Dan Allah akan membuatkan baginya jalan keluar dari kesulitan, sebagaimana firman Allah:
“ Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu ( QS: 65.3 ).”

Demikian itu karena ujian ujian itu adalah :

Pertama : Memotong tali angan angan dalam benak manusia dan sarana sarana materi yang lainnya ( yang mendukung terjadi panjang angan angan ), sehingga manusia hanya mengarahkan pandangannya hanya berharap kepada Allah saja di dalam seluruh amal yang akan di kerjakannya, kemudian perbanyaklah berdo’a dalam mengingat-Nya, karena dalam menapaki jalan ini berada dalam derasnya ujian demi ujian, sehingga mendorongnya untuk tunduk dan khusyu’ kepada Allah serta hanya menggantungkan pertolongan hanya kepada Allah saja.
Manakala banyak mengingat Allah, maka timbullah kemantapan hati dan turunlah pertolongan Allah. Karfena dzikir dan kemantapan hati adalah dua unsure pokok dari kemenangan para mujahidin. Allah Azza Wajalla berfirman dalam QS:
“  Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung ( QS: 8.45 ).”

Kedua : Dengan ujian ujian itu Allah hendak memisahkan yang baik dan yang buruk, yang jujur dan yang tidak jujur, yang mukmin dan yang munafik, dan yang hanya mencari keuntungan dunia dengan yang beroreintasikan akherat.
“ Demikian juga para juru dakwah dan mujahid fie sabilillah, keberadaannya adalah ujian ujian, penderitaan penderitaan dan kesulitan kesulitan. Maka kalau seluruhnya sirna dari dirinya, dia menjadi manusia biasa lagi, bukan juru dakwah dan bukan pula mujahid fie sabilillah “
Allah Azza Wajalla telah mengingatkan

“ Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang gaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar ( QS: 3.179 ).”

Maka berlangsunglah penyaringan, dan tinggalah mereka yang bukan putra putra jihad ( mereka yang hanya menjadi beban jihad ) dan tetaplah tinggal dalam barisan mereka yang jernih, mukhlis dan baik. Sehingga barulah pada saat itu turunlah pertolongan Allah dan dukungan Allah. Maka dari itu janganlah bersikap tergesa gesa dalam menapaki jalan ini. Bersabarlah, dan itulah yang Allah ajarkan kepada kita dari kisah Tholut dan bala tentaranya. Sebagaimana Allah terangkan dalam Firman-Nya:

“ Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar ( QS: 2.249 )."

Oleh karena itu semua, sesungguhnya ujian ujian yang menimpa kaum muslimin di berbagai sudut penjuru dunia pada umumnya dan di bumi bumi jihad pada khususnya adalah sebuah konsekwensi logis dari tabi’at amal Islam dalam merealisasikan kalimat tauhid dalam amal nyata dan menjadi sebuah cirri khas para peniti jalan menuju kebenaran, kecintaan dan keridhoan Allah.
Ladang ini tidaklah menumbuhkan kecuali onak dan duri. Jalan ini penuh kendala dan penghalang. Itulah sunatullah jalan orang orang yang beriman yang selalu di uji di jalan Allah. Besarnya pahala dilihat dari besarnya kesulitan saat melakukannya, sehingga kita janganlah bersedih hati. Allah Azza Wajalla berfirman untuk menghibur hati orang orang beriman :

” Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ( QS: 67.2 ).”

Oleh karena itu, ujian ini merupakan bingkai penegak dakwah dan jihad. Dia adalah santapan dan minuman kita. Bersama dia kita hidup dan hanya dengan dia kita berkawan menuju pintu pintu jannah. Dan sesungguhnya ombak itu di sebut ombak bila bergejolak, dan bila tenang dicabutlah sebutan itu dari padanya, dan hanyalah di sebut air saja secara umum.
Demikian pula halnya dengan para juru dakwah dan para mujahid, keberadaannya adalah karena ujian ujian dan kesulitan kesulitan. Maka kalau seluruhnya itu sirna dari padanya, dia menjadi manusia biasa lagi , bukan juru dakwah dan bukan pula mujahid.
Maka marilah kita ambil semua pelajaran yang telah berlalu, bahwa ujian ujian ini tidaklah mendatangkan rasa berputus asa, kelemahan jiwa dan kegagalan, akan tetapi mendatangkan ketegaran , kesenangan dan ketenangan batin, karena dia pertanda akan benarnya jalan yang sedang kita tempuh dan sebuah pertanda dekatnya pertolongan Allah.
Dengan izin Allah Ta’ala, kita memohon kepada Allah Tabaroka wata’ala semoga menganugrahi kita ketetapan hati. Hanya allah saja yang dapat memberikan taufiq. “ Wallohu a’lam bis showab “      
Share this video :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Re-Designing Website | Abu Salwa
Copyright © 2015. Pojok Islamiyah - All Rights Reserved
Template Re-Designed by Abu Salwa Published by Pojok Islamiyah
Proudly powered by Blogger