JANGAN PUTUS ASA,
DAHSYATNYA UJIAN ITU PERTANDA DEKATNYA PERTOLONGAN
“ Apakah kamu sekalian mengira akan masuk surga padahal belum menimpa kepada
kamu sekalian apa yang menimpa orang orang sebelum kalian malapetaka dan
kesengsaraan menimpa mereka dan di guncang hati mereka, sehingga Rosul dan
orang orang yang menyertainya berkata: “ Kapankah datangnya pertolongan Allah
itu? “ Ketahuilah bahwa pertolongan Allah itu dekat ( QS: 2. 214 ). “
Saudaraku yang mulia,
yang telah memilih jalan ini ( Iman, Hijrah, Dakwah dan Jihad ), Sesungguhnya
salah satu kenyataan tetap yang tak pernah berubah dalam sejarah perjuangan
Islam dan panjang serta melelahkannya jalan jihad, adalah barang siapa yang
tetap teguh di dalam memegang satu prinsip kebenaran, maka dahsyatnya ujian
akan menimpa dirinya, sehingga mengharuskannya untuk tidak tunduk kepada
tuntunan syetan dan sekutunya ( baik dari jenis jin dan manusia ), maka
kemenangan akan menyongsongnya, dan pertolongan Allah lah yang akan
mengeluarkannya dari kesempitan.
Dan Allah akan
membuatkan baginya jalan keluar dari kesulitan, sebagaimana firman Allah:
“ Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu ( QS: 65.3 ).”
Demikian itu karena ujian ujian itu adalah :
Pertama : Memotong tali angan angan
dalam benak manusia dan sarana sarana materi yang lainnya ( yang mendukung
terjadi panjang angan angan ), sehingga manusia hanya mengarahkan pandangannya
hanya berharap kepada Allah saja di dalam seluruh amal yang akan di
kerjakannya, kemudian perbanyaklah berdo’a dalam mengingat-Nya, karena dalam
menapaki jalan ini berada dalam derasnya ujian demi ujian, sehingga
mendorongnya untuk tunduk dan khusyu’ kepada Allah serta hanya menggantungkan
pertolongan hanya kepada Allah saja.
Manakala banyak mengingat Allah, maka
timbullah kemantapan hati dan turunlah pertolongan Allah. Karfena dzikir dan
kemantapan hati adalah dua unsure pokok dari kemenangan para mujahidin. Allah
Azza Wajalla berfirman dalam QS:
“
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh),
maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar
kamu beruntung ( QS: 8.45 ).”
Kedua : Dengan ujian ujian itu Allah
hendak memisahkan yang baik dan yang buruk, yang jujur dan yang tidak jujur,
yang mukmin dan yang munafik, dan yang hanya mencari keuntungan dunia dengan
yang beroreintasikan akherat.
“
Demikian juga para juru dakwah dan mujahid fie sabilillah, keberadaannya adalah
ujian ujian, penderitaan penderitaan dan kesulitan kesulitan. Maka kalau seluruhnya
sirna dari dirinya, dia menjadi manusia biasa lagi, bukan juru dakwah dan bukan
pula mujahid fie sabilillah “
Allah Azza Wajalla telah mengingatkan
“ Allah sekali-kali tidak akan
membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga
Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah
sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang gaib, akan
tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya.
Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman
dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar ( QS: 3.179 ).”
Maka berlangsunglah penyaringan, dan
tinggalah mereka yang bukan putra putra jihad ( mereka yang hanya menjadi beban
jihad ) dan tetaplah tinggal dalam barisan mereka yang jernih, mukhlis dan
baik. Sehingga barulah pada saat itu turunlah pertolongan Allah dan dukungan
Allah. Maka dari itu janganlah bersikap tergesa gesa dalam menapaki jalan ini.
Bersabarlah, dan itulah yang Allah ajarkan kepada kita dari kisah Tholut dan
bala tentaranya. Sebagaimana Allah terangkan dalam Firman-Nya:
“ Maka tatkala Thalut keluar membawa
tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu
sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan
barang siapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah
pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara
mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi
sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan
kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang
meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi
golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.
Dan Allah beserta orang-orang yang sabar ( QS: 2.249 )."
Oleh karena itu semua, sesungguhnya
ujian ujian yang menimpa kaum muslimin di berbagai sudut penjuru dunia pada
umumnya dan di bumi bumi jihad pada khususnya adalah sebuah konsekwensi logis
dari tabi’at amal Islam dalam merealisasikan kalimat tauhid dalam amal nyata
dan menjadi sebuah cirri khas para peniti jalan menuju kebenaran, kecintaan dan
keridhoan Allah.
Ladang ini tidaklah menumbuhkan kecuali
onak dan duri. Jalan ini penuh kendala dan penghalang. Itulah sunatullah jalan
orang orang yang beriman yang selalu di uji di jalan Allah. Besarnya pahala
dilihat dari besarnya kesulitan saat melakukannya, sehingga kita janganlah
bersedih hati. Allah Azza Wajalla berfirman untuk menghibur hati orang orang
beriman :
” Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ( QS: 67.2 ).”
Oleh karena itu, ujian ini merupakan
bingkai penegak dakwah dan jihad. Dia adalah santapan dan minuman kita. Bersama
dia kita hidup dan hanya dengan dia kita berkawan menuju pintu pintu jannah.
Dan sesungguhnya ombak itu di sebut ombak bila bergejolak, dan bila tenang
dicabutlah sebutan itu dari padanya, dan hanyalah di sebut air saja secara umum.
Demikian pula halnya dengan para juru
dakwah dan para mujahid, keberadaannya adalah karena ujian ujian dan kesulitan
kesulitan. Maka kalau seluruhnya itu sirna dari padanya, dia menjadi manusia
biasa lagi , bukan juru dakwah dan bukan pula mujahid.
Maka marilah kita ambil semua
pelajaran yang telah berlalu, bahwa ujian ujian ini tidaklah mendatangkan rasa
berputus asa, kelemahan jiwa dan kegagalan, akan tetapi mendatangkan ketegaran
, kesenangan dan ketenangan batin, karena dia pertanda akan benarnya jalan yang
sedang kita tempuh dan sebuah pertanda dekatnya pertolongan Allah.
Dengan izin Allah Ta’ala, kita
memohon kepada Allah Tabaroka wata’ala semoga menganugrahi kita ketetapan hati.
Hanya allah saja yang dapat memberikan taufiq. “ Wallohu a’lam bis showab “
0 komentar:
Posting Komentar